masih percaya bahwa ada kepuasan yang tak bisa dinilai dengan
indeks berbentuk angka. Kepuasan yang menjadi rahasia diri dengan ilahi.
Kepuasan yang menjadi pembuktian kepada diri sendiri. Suatu pembuktian
yang jauh lebih berat daripada pembuktian dihadapan manusia lain. Bukan
sekedar menempelkan atribut kuantitatif yang dapat dilihat pihak lain
agar tampak sebagai manusia lebih. Beranikah mengangkat harga diri
didepan diri sendiri? Atau malah menjatuhkannya dihadapan diri karena
orang lain tak akan pernah sampai pada ranah kepuasan diri kita?
*gambling. Ragu2 menjawab. Mbuuhh,,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar